Trik Mudah Membuat Pantun
Moderator Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd. memperkenalkan narasumber Bapak Miftahul Huda, S.Pd. yang akan menyampaikan materi yang sangat menarik dan membahagiakan yaitu : Kaidah Pantun.
Pelatihan menulis hari
ke 13 KBMN 28 menjadi suasana yang sangat menyenangkan karena materi yang disajikan berhubungan dengan pantun. Untuk mengetahui profil narasumber silahkan
buka di link berikut, https://anyflip.com/wiirj/cfbd/. Selanjutnya narasumber memulai uraiannya
dengan menyampaikan beberapa contoh pantun
berikut:
Bunga sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam elok mahkota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.
Kalau tuan ke pulau Mempar,
Batu terbelah di gunung Daik,
Kalau tuan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik.
Banjir kanal jembatan patah,
Rimbun semak di pinggir kali,
Salam kenal saya mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota wali.
Kalau Puan pergi ke Pasar
Jangan lupa membeli payung
Kalau tuan ingin hatinya Bugar
Jangan lupa membuat pantun.
Apakah yang ada di benak kita jika mendengar kata pantun? pantun biasanya identik dengan suku bangsa seperti Melayu atau Betawi dan setiap daerah memiliki pantun. Di Tapanuli pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006). Nah di Indonesia pantun banyak ragamnya.
Contoh :
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.
Artinya :
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.
Sing getol nginum jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol meangan ilmu,
Gunana dunya akhirat.
artinya:
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah tuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Enak rasanya berbini sumbing
Meskipun marah ketawa juga.
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
artinya:
Semua bergelung konde,
Manakah si Gelung Jawa,
Semua sudah ada yang punya,
Siapakah yang belum punya.
Pantun diakui oleh
UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi
ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible
Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).
Pada hakikatnya,
sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar
pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari
Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni
tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang
spektakuler.
Perbedaan Pantun, Syair,
Gurindam dengan Karmina
1. Pantun
a. Definisi pantun.
Menurut Renward
Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) , pantun berasal
dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada
sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa
(Hussain, 2019).
Pantun berasal dari
akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam
masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau
disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).
b. Kegunaan
pantun
Kegunaan
pantun itu ternyata banyak sekali. Pada zaman dahulu, selain untuk komunikasi sehari-hari,
pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk
lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.selain itu pantun
juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
c. Ciri ciri pantun
(1). Satu bait pantun terdiri atas empat baris: (2). Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata: (3). Satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.: (4). Susunan kata yang berakhiran a-b-ab: (5). Tiap baris terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata. Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud. Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b.
Selanjutnya, narasumber menjawab beberapa pertanyaan dari peserta laitihan sebagai berikut; Apakah boleh pantun menggunakan sajak a-a-a-a? Boleh saja, namun akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri. Ada juga pantun hanya dua baris yang disebut karmina atau pantun kilat.
Contoh :
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula
Berikut ini contoh pantun bersajak a-b-ab. Cara menentukan
persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris.
Contoh :
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
2. Syair
Hampir sama seperti
pantun, terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai
empat memiliki hubungan atau saling berkaitan.
Contoh: syair seperti puisi.
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan harapan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
3. Gurindam
Hanya Terdiri atas dua baris dan memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling
berhubungan.
Contoh :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
contoh :
Kalau peserta semuanya fokus,
Niscaya semua pasti akan lulus.
4. Karmina
Terdiri atas dua baris.
Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.
Selanjutnya narasumber menyampaikan pantun berikut:
Jalan jalan ke pasar baru
Jangan lupa membeli tahu
Jangan ragu walau materi baru
Silahkan bertanya, jika ingin banyak tahu.
Satu dua tiga empat
Lima enam tujuh delapan
Siapa belajar dengan giat
Bahagia di masa depan.
Semakin banyak memiliki
perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam
membuat pantun. Trik membuat pantun, pahami ciri-ciri pantun yang sudah
dijelaskan di atas. Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf.
Jika
membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu, baru yang
terakhir, susun baris pertama dan kedua. isinya dulu baru sampiran. Itulah
beberapa trik mudah membuat pantun
Terkait persajakan dan
Rima dalam pantun, ada beberapa persajakan ;
1.
Rima
akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita
ena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta
ini
yang disebut rima. Hanya akhir baris yang sama bunyinya.
2.
Rima
tengah dan akhir
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang..
Lihat kata kedua dan kata terakhir pada Baris pertama dan ketiga
Seja jar dan ba kung
Bela jar dan Du kung
Baris kedua dan keempat
Mene Pi dan e Lang
Mim Pi dan cemer lang.
ini
tingkatan yang mudah, jika dilatih terus menerus
3.
Rima
awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
ini
persajakan yang ketiga.
Rima awal, tengah dan akhir.
Baris pertama dan ketiga
Ja ngan dipe tik si daun sirih,
Ja ngan diu Sik orang berka sih,
Baris kedua dan keempat
Ji ka ti dak dengan gagang nya,
Ju ka ti dak dengan sayang nya.
Ini tingkatan yang agak sulit.
Semua kata tiap baris
memiliki bunyi yang sama.
Ini contoh pantun
dengan tema “merdeka belajar.”
Membeli Kangkung di area pasar
Buah nangka dari Pak Gilang
Mari dukung Merdeka Belajar
Semoga Indonesia jadi Gemilang
Narasumber menyampaikan
dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk
dagang..
Pertanyaan selanjutnya,
apakah pantun sama dengan yang di Jawa disebut Parikan? Pantun pada umumnya
berisi nasihat, panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran
Tua-tua maunya serba tahu,
Ikut KBM biar makin pintar
Meski tua ingin terus maju,
Tak peduli dengan komentar.
Betul, pantun umumnya
berisi nasihat, dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua
baris. Contohnya:
Kendal Kaliwungu,
Ajar kenal Karo aku.
Ataupun parikan yang
empat baris, seperti contoh di atas.
Untuk menjadi buku itu
minimal berapa buah pantun? buku solo pantun milik narasumber berisi 400an pantun dengan tebal
170 halaman.
Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara
lain ;
1. Pantun
nasihat : pantun yang pada baris ketiga dan keempat isinya nasihat
kebaikan.
Contoh :
Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping petai cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.
2. Pantun jenaka
: pantun yang berisi hal-hal lucu
Contoh :
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Ada pantun yang
disampaikan sang artis, itu termasuk pantun jenaka namun bergeser ke arah
pembulian. Sebaiknya pantun tersebut tidak diajarkan ke murid. Mari kembali
lagi ke fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga
alur berpikir.
Perbedaan
pantun dan puisi serta sajak
Hal mendasar, Pantun terikat
jumlah baris, pada puisi jumlah barisnya
bebas. Sedangkan sajak adalah puisi Melayu modern yang berbentuk bebas dan
tidak terikat jumlah baris.
Dalam membacakan pantun
boleh saja diiringi musik. Seperti sekarang ini banyak sekali event perlombaan
dendang pantun.
Pertanyaan berikutnya,
bagaimana cara membalas pantun dari lawan bicara ? Untuk menjawab pantun,
perhatikan baris ke 2 dan ke 4 , nah huruf tersebut bisa digunakan untuk
menjawab pantun pada baris ke 1 dan ke 3.
Mengapa kita harus
mengajarkan pantun kepada generasi bangsa ? Kita wajib mengajarkan pantun
kepada siswa supaya budaya pantun di Indonesia bisa dikenal dan diketahui oleh
masyarakat Indonesia juga negara negara tetangga mengetahui bahwa ada daerah
melayu di Indonesia yang mempunyai pantun
Bisakah Pantun di
kolaborasi dengan narasi? bisa, bisa diletakan di bagian pembuka maupun
penutup. Dalam membuat pantun biasakan 2-3 huruf yang sama, contohnya: pelajar, belajar.
Dalam membuat buku
antologi pantun, bisa satu tema untuk satu buku, bisa perbagian diberi judul yang penting menuju pada tema yang sama.
Apakah pantun rohani bisa diterbitkan? bisa.
Pantun berasal dari
kebudayaan Melayu di pulau Sumatera. Tepatnya di kepulauan Riau.
Dalam mengakhiri
pemaparannya narasumber menyampaikan pantun berikut:
Pergi berkelah menjaja katun,
Saudagar Arab di tengah pekan,
Segala madah telah disusun,
Salah silap mohon dimaafkan.
Juga dilengkapi penutup
dari moderator dengan pantun berikut:
Bila ada sumur diladang
boleh kita menumpang mandi
bila ada umur kita panjang
boleh kita berjumpa lagi
Para
pembaca, demikian uraian yang disampaikan narasumber tentang kaidah membuat pantun. Selamat membuat pantun…
Lengkap. Mantap
BalasHapusTerima kasih masukannya.. Semangat..
HapusKeren ya Bu mantap
BalasHapusTerima kasih masukannya.. Semangat...
HapusTerima kasih Masukannya Ko Sim , mohon bimbingannya.
BalasHapus