Menyusun Buku Secara Sistematis

 


Moderator Ibu Arofiah Afifi, S.Pd.,  membersamai narasumber  Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd., pada pelatihan menulis KBMN 28 hari ke 15 ini membahas “Langkah menyusun buku secara sistematis”. Moderator membuka acara dengan menyampaikan beberapa kalimat motivasi, diantaranya, "Saat-saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya."(Stephen King). "Jika ditanya, 'Bagaimana kamu menulis? Saya akan menjawab, satu demi satu kata.' (Stefen King).

Tulis dan rangkailah kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga membentuk suatu kisah  panjang yang disebut suatu karya. Mulailah menulis dengan perlahan-lahan dan yakinlah karyamu akan berhasil.

Sebagai salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. Kita pantas menghargai diri kita sendiri sebagai personal branding, sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya juga memberi manfaat kepada orang banyak.


Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd.,  adalah   sebagai penulis dan editor profesional, dengan menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku Non Fiksi. Narasumber kita ini  lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan jenjang  S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007).   melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Beliau merupakan guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015,  pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia.

 

Prestasi yang pernah diraihnya adalah guru berprestasi jenjang SMA Kabupaten Tana Toraja tahun 2016, pemenang ketiga lomba kreatifitas guru tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017, meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu pada ajang Gurulympics PGRI tahun 2020. Profil narasumber selengkapnya bisa dilihat di link berikut: https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html. beliau termasuk salah satu alumni dari program ini, tepatnya di bulan Maret-April tahun 2020 di Gelombang 9.

 

 Selanjutnya setelah menyapa para peserta latihan menulis narasumber memulai materi dengan menyampaikan, malam ini adalah malam yang membahagiakan oleh karena cuaca di Makale, Tana Toraja sangat cerah, angin bertiup sepoi-sepoi menghempas tubuh yang sementara menjalankan aktifitas malam ini.

Ternyata menulis adalah sesuatu yang membuat ketagihan  dan akan selalu dirindukan bila belum menulis. Menulis harus dibiasakan setiap hari, seperti slogan Omjay yang sudah familiar bagi kita.

Semua hal bisa jadi bahan tulisan, apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog. Selain menulis di blog pribadi, saya juga kembali menulis di blog Kompasiana.


Kembali ke pengalaman tahun 2020. Buku pertama yang saya terbitkan adalah buku solo berjudul Guru Menulis Guru Berkarya.  Kontennya adalah materi-materi yang disampaikan para narasumber di Grup WA. Beberapa pertemuan di grup belajar menulis, akhirnya ketemulah saya dengan tokoh pendidikan dan teknologi yang membuka wawasan saya tentang menulis. Beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Dalam materinya, beliau menantang peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu. Dengan menggunakan versi gratis tanpa aplikasi tambahan yang ada pada Ms Word dalam menyelesaikan penyusunan bukunya.

Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu  bisa "sistematis". Ada Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi. Dan saya meyakini teman-teman guru hebat yang ada di grup ini sudah pernah menggunakan aplikasi tersebut. Dan saya lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms Word.

Bagaimana cara menggunakan Ms Word untuk membantu l menyusun buku secara sistematis, silahkan simak tutorialnya sebagai berikut: (1). Tutorial tentang cara membuat tulisan naskah buku sistematis bisa dilihat di link berikut: https://youtu.be/eePQwyHAcjw. (2).  Cara membuat indeks pada tulisan  berbentuk buku. https://youtu.be/mS8bfNZT-rA. (3). Cara menulis judul, bab, sub judul tulisan pada buku secra otomatis : https://youtu.be/jXPr59aWJSc.


Narasumber menyampaikan, sekarang silahkan tengok naskah tulisan teman-teman semua. Coba mulai praktekkan membuat settingan Judul, Bab hingga menyisipkan sumber tulisan menggunakan fasilitas yang ada di Ms Word.

Jika masih ragu-ragu, maka cobalah. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada percobaan. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

Percobaan mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka lakukan dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.

Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, budayakan bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.

Konsisten adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.


Selanjutnya narsumber menjawab beberapa pertanyaan dari peserta pelatihan sebagai berikut: Bagaimana menemukan ebook gratis yang bisa dimasukkan ke mendeley? Dan jika  Doi dari jurnal terkunci, bisakah membukanya dengan  gratis ? Caranya sangat gampang . Masuk ke pdfdrive. Di sana ada ribuan bahkan jutaan buku-buku online dengan versi Gratis untuk kita gunakan. Pdfdrive adalah perpustakaan portable saya. Ini linknya: https://www.pdfdrive.com/.

Nah, terkait DOI jurnal terkunci, maka kita harus mengikuti petunjuk/anjuran/aturan dari penerbit jurnal tersebut. Biasanya berbayar, makanya tertutup. Narasumber  baru sekali menggunakan Mendeley dan Zotero, jadi kurang familair lagi. Sudah terlanjur suka versi Ms Word.

Apakah sistematika penulisan ini berlaku untuk penulisan non fiksi atau juga karya fiksi? Kalau memang untuk keduanya, sistematika penulisan yang benar untuk buku fiksi seperti apa?  Metode di Ms Word itu yang saya gunakan. Langkah-langkahnya sama. Yang membedakan adalah pengisian Indeks dan Daftar Pustakanya.

 

Adakah  aplikasi  gratis untuk membantu  menulis buku menggunakan HP ? Aplikasi menulis paling populer di android adalah Wattpadd. Atau bisa juga mencoba Gramedia Writing Project, Writer Tools, Writer Plus, Novelist, dll.

Jika buku kita adalah kumpulan artikel yang ditulis di blog dari hasil resume KBMN  28,  bagaimana menyusun judul dan babnya sementara setiap pertemuan dibahas masing-masing tema yang berbeda? Langsung praktekkan saja di Ms Word berikan judul sesuai judul materi tiap pertemuan. Tinggal mengurutkan yang sama atau mirip topiknya, sehingga naskah bukunya menjadi buku solo bentuk Bunga Rampai.

Menulis di blog sebenarnya bebas, tinggal mengikuti tools yang ada di template sehingga lebih teratur dan menarik untuk dibaca. Metode menulis buku sedikit berbeda dengan menulis di blog. Uniknya, naskah di blog, bisa dijadikan naskah buku dan naskah buku bisa dijadikan resensi di blog. Narasumber menyampaikan bersedia membantu   dengan senang hati, bahkan  sampai membantu mengedit. Bayarannya 3M: makasih makasih makasih.

Bila ada keraguan dalam hati saat menulis, percaya diri, yakinkan diri bahwa saya bisa. Tak mungkin saya berpelukan dengan Omjay di Jakarta jika tanpa menulis. jauh-jauh Omjay dari Bekasi malam-malam untuk menemui saya. Tiada duanya. Tambahan lagi Prof. Eko bersua juga. Seperti mimpi. Karena menulis kami dan kita semua seperti keluarga.

Mulailah apa adanya, apapun yang dituliskan adalah sebuah pencapaian yang luar biasa dan pasti ada penikmatnya sendiri. Tak ada tulisan yang tak bernilai, hanya menunggu jodohnya untuk dibaca, seperti tulisan di blog. Awalnya sepi-sepi pembaca, sebulan kemudian sudah ratusan atau bahkan ribuan pembaca.

Bila kita membukukan tulisan kita dari blog apakah tidak termasuk plagiat walaupun  dari blog pribadi? Bagaimana triknya agar bisa menulis cepat seminggu menjadi buku? Tentu tidak. Cantumkan tautan/link tulisan  dari blog. Konsisten dan luangkan waktu, gabungkan referensi dari pengalaman pribadi dengan referensi dari sumber lain seperti internet, surat kabar, youtube dll.

Berapa jumlah halaman supaya buku bisa diterbitkan ? Menulis buku apa saja versi UNESCO minimal 40 halaman. Tapi disarankan minimal 70 halaman ukuran kertas A5. Kalau 40 halaman masih terlalu tipis, penerbit tentu berpikir juga untuk mencetaknya. Buku Non Fiksi sebaiknya pakai Daftar Pustaka karena bersifat ilmiah sementara fiksi tidak wajib. Kecuali fiksi dalam bentuk kumpulan puisi atau cerpen, jika ada yang diikuti dari sumber lain, sebaiknya dicantumkan agar tidak tergolong plagiasi.

Untuk membuat kerangka tulisan tulisan yang bagus dari sebuah judul yang kita pilih, langkah apa yang sebaiknya kita lakukan agar menarik minat  para pembaca? Buat tulisan dengan bahasa yang unik dan mudah dipahami pembaca. Urutkan judul/bab/sub bab yang memiliki kaitan sehingga ketika dibaca dari satu bagian ke bagian saling melengkapi. Intinya, percaya diri dengan tulisan sendiri.

 

Saat membuat tulisan nonfiksi, apakah yang menjadi referensi sebaiknya berupa buku atau bolehkah referensi dari artikel? Semuanya boleh. Bagaimana solusinya sering tidak bisa membuat rangkaian kata-kata untuk menjelaskan suatu definisi atau pemikiran baku sehingga berniat copi paste tapi khawatir terkategorikan plagiat ?  Jangan lupa cantumkan sumbernya. Sumber tulisan adalah dasar untuk landasan teori yang kita tuliskan.  Buat parafrase baru atau ringkas kalimat yang disadur tersebut. Jika mengambil utuh, sebaiknya taruh dalam tanda "..." dan cantumkan sumbernya sehingga tidak masuk kategori plagiasi.

Narasumber menjelaskan bahwa pernah mencoba pakai aplikasi menulis. Bisa pakai Writer + di android. ada juga di Google Docs. Kendalanya adalah aplikasi tidak mengenal tanda baca dan huruf kapital, sehingga tetap kita akan mengedit ulang dan otomatis membaca ulang. Kesimpulan: menulis manual masih lebih efektif dengan mengetik manual sebenarnya kita menulis sambil belajar dan menambah ilmu karena kita sudah membaca berulang-ulang.

Jika  hendak membukukan tulisan tulisan  di Kompasiana, bagaimana caranya? Apakah semua judul/Link kita salin dan kita ketik dulu di satu kertas atau screen seperti tadi?  Apakah perlu kita edit ulang, dikurangi/ditambah ? Apakah boleh bila sudah publish di Kompasiana, kemudian dibukukan? Perlu ijinkah ke Kompasiana? Seperti halnya tulisan Om Jay ?  Apakah judulnya perlu diubah, atau bagaimana ya? Bisa mengambil semua judul, atau buat judul serupa.  Ambil naskah seutuhnya dari Blog Kompasiana tidak masalah. Tapi cantumkan tautan artikel blog nya di referensi atau catatan kaki. Cara menyisipkan ada di tool Ms Word.

Bila Sudah dipublish di blog, apakah lebih bagus mengedit ulang dan menambahkan penjelasan atau contoh atau tambahan informasi untuk dibukukan? Kenapa tidak, ambil dan bukukan, tapi ingat sumber artikelnya dicantumkan. Ada penulis Kompasiana yang pernah menerbitkan di YPTD, semua naskahnya dari tulisannya di blog Kompasiana, tapi semua tulisannya jelas sumbernya di Kompasiana. Jika dipandang perlu, silahkan ringkas judul atau perbaiki.

Apakah boleh membuat sistematika buku dengan kreasi sendiri tanpa kaidah resmi?  sangat boleh, itu keunikan sendiri . Apakah boleh membuat buku tanpa menambahkan kutipan atau referensi, dan isinya adalah hasil pemikiran sendiri.? kenapa tidak, tentu boleh. Jika idenya beragam dan tidak terkait satu sama lain, jadikan naskahnya tulisan Bunga Rampai.

Demikianlah pemaparan materi dari narasumber, Kesimpulannya, narasumber memotivasi untuk segera menyusun rangkaian materi yang sudah tersedia banyak di blog menggunakan Ms Word. supaya bisa terlihat sebagai sebuah buku yang akan dilakukan proofreading sebelum diajukan ke penerbit.  Waduh lumayan mulai berat nih…Semangat teman teman..


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktek Kerja Lapangan (PKL) pengalamanku yang nyata

Usaha Penerbitan Buku

Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa