Pesta Diksi Seni Bahasa
Materi malam ini sungguh
luar biasa, dibawakan narasumber dan moderator muda dan cantik. Moderator Ibu Widya Arema membuka pelatihan menulis
KBMN 28 hari ke 18 dengan menyampaikan beberapa kalimat, Diksi adalah pilihan
kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan
keinginan penulis. Diksi dan Puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan
diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin
menjadi menyala dalam suka cita.
Sobat literasi yang
luar biasa, sebentar lagi kita akan kembali
mereguk manisnya ilmu dari narasumber Ibu Maydearly yang akan membahas
“Diksi dan Seni Bahasa”. Agar terhimpun hamparan hikmah dari tutur narasumber
hari ini yang luar biasa.
SAHABAT
Oleh
: Widya Setianingsih
S ayap kami saling menyangga
A
rungi berdua gemerlap letihnya dunia
H
adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
A
baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
B
iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa
A
tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa
T
ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.
Moderator menyampaikan karya indah Maydearly dalam balutan diksi indah nan
menawan berikut ini.
Senja Mengukir Cinta
Oleh:
Maydearly
Deru angin dalam semilir
Mengukir
ruang resah
Tentang
senja paling gulita
Yang
membawa rasa untuk dia.
Untuk
rembulan dalam temaram
Ku
titipkan singasana cinta
Berceloteh
tentang rindu
Yang
bersembunyi dalam diam.
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa
riak suara, kelabu
Hanya
menandu rindu
Dari
cinta yang berselimut dingin.
Rasa
cinta yang tetap terjaga
Bak
bersanding dengan alam
Menjadi
singgasana keabadian
Membumi
dengan lubuk paling dalam.
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk
rindu seabad
Ku
sampaikan dalam maya
Agar
terukir cerita paling menawan.
Keindahan diksi dalam
tulisannya. Seolah saya dibawa terbang menuju negeri fantasi Menggugah rasa
syahdu, rindu yang berwarna-warni. Ada manis yang enggan ku lepas, ada rintik
yang enggan ku sudahi. Akhirnya hatiku memilih dia Sang Penjaga Hati. Hingga
kini jalinan rasa itu terpintal dalam riang dan sendu. Memadu dalam satu kata
SAHABAT.
Menurut moderator, bagaimana
tidak jatuh cinta padanya. Rayuannya selalu membuatku terbuai. Berikut adalah kutipan rayuan Maydearly padanya.
Aku
menyerumu dalam maya, merupa wajah dalam doa dan bismillah.
Dengan
cinta engkau mengubahku.
Karena
cinta selalu bisa mengubah apa yang selama ini sulit dirubah.
Terimakasih
selalu menjagaku dalam doa, dibandingkan dengan cintamu bahkan semesta pun
nampak kerdil di pelupuku.
I
Love You to the Moon and Back
Maydearly
Selanjutnya narasumber memulai materi dengan menyampaikan kalimat diksi, biasanya hujan, namun malam ini matahari digantikan jutaan bintang dalam gelap yang memijarkan rindu.
Sahabat adalah kata
sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita
terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling
mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang
sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.
Terkadang dalam hidup
ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun
seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk
masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.
Gerimis itu masih kamu, pelan-pelan membasahi dengan sejuk yang tak ingin kusudahi. Terimakasih Bestie ku tersayang, aku mengenalmu dari deret huruf sebagai batas ucap yang mempesona.
Lewat beranda virtual engkau goreskan kata, menjadi sebuah warna. Meski ada sapa yang ku abaikan, namun engkau perjuangkan hingga sang tunas pun muncul, bunga semerbak harum matang buah sedap nan ranum. Kau merawatnya, menyirami tanpa hitungan.
Narasumber menyampaikan, izinkan saya meminjam waktu dengan jemari yang berlarian di atas layar kaca. Sebuah materi Diksi dan Seni Bahasa semoga menjadi cemilan yang menawan di pembuka malam nan elegan.
Berharap, malam ini menjadi malam yang paling teduh yang kita dapatkan. Ditemani dengan secangkir kopi yang mempertemukan kita di satu meja virtual. Sebuah tempat dimana sang emoticon☺️☺️ menjadi persembahan sebagai tanda perkenalan dari Maydearly, begitu tutur narasumber.
Begitu pula moderator membalas diksinya, malam ini terasa lebih istimewa, Maydearly sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog nya hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua. Malam ini adalah rentetan senja yang patut kita raih dengan 'Bismillah'. Berharap ada candu setelah temu, sehingga kita bisa dipersatukan oleh pijakan bumi, dan saling bercabang di ujung mimpi.
Narasumber memulai
materinya dari istlah, diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem.
Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja ini
berarti: pilihan kata., maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara
ekspresif, sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu
menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.
Dalam sejarah bahasa,
Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi
sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis
yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis
indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis.
Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi
penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan
berbagai genre-nya.
William Shakespeare
dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui
naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan
romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang
bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak
lekang digilas zaman.
Mengapa Diksi begitu
penting dalam kajian sebuah bahasa? Sebab banyak keindahan atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir.
Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan,
mempesona dan tak membosankan.
Terkadang banyak
penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita
merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam
sebelum diterjemahkan dalam bahasa. Apakah harus jatuh cinta dulu biar gampang
menulis diksi ?Enggak juga sing penting
peka dan baper, tutur narasumber.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam diksi:
1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba.
indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan
benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk
menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada
kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok
juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak
dengan menyentuhnya.
Contoh: Pada pori-pori angin yang dingin, aku
pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi
2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal
ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat
jika dipadukan dengan indra penglihatan.
Contoh: Di kepalaku
wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit
harapan
3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa.
Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa
sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap
di lidah.
Contoh:
Ku kecup rasa pekat
secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana,
dirimu.
4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan
memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah
menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah
pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka
seolah bisa menonton dan membayangkannya.
Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah detail. Tulislah apa
warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
Contoh: Derit daun
pintu mencekik udara ditengah keheningan.
5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita
dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya.
Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak
penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin
menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan
terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi
dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.
Contoh:
Derum kejahatan yang
mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit
keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku
untuk tak lagi merinduimu.
Acap kali dalam menulis
kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar,
tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa
menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.
Mengapa kita selalu
melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali
buatlah ia mempesona dan anggun. Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan
bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim.
Narasumber memberikan tantangan untuk menulis dengan diksi. Setiap apapun yang kita
lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah
senyawa yang mampu bersuara. Yakin, masih terasa sulit menulis diksi? Silahkan mulai menulis sesuatu yang terlihat di hadapan dengan melibatkan kelima
panca indera. Boleh juga menulis tentang malam. Yuk... Buka mata, alirkan dalam
nadi, dan tarikan dengan jemari. Dan beberapa hasil tulisan pun disampaikan
peserta seperti berikut ini:
Sahabat
dalam suka, namun kadang merobek jiwa.
Tetap
saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak
terperikan.
Sahabat
relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya.
Tetaplah
bercahaya dalam kegelapan.
Wajahmu
terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam. Belajar diksi akan
kulumat sampai habis...
Malam
ini memancarkan cahaya harapan. Sekian lama kelam tanpa aroma kasturi.
Bau
kemenyan dan dupa berangsur menghilang. Sirna terhapus oleh hadirmu.
Malam
ini ku tercenung
Membaca
kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan hati.
Seakan
tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna
Terimakasih
sahabatku yang telah memberi ilmu di malam syahdu ini.
Memanah Bintang
Karya
Rismalasari
Nun jauh di angkasa
Kelipmu
goda hasrat diri
Tuk
meraih mimpi
Bergumul
dalam awan pengharapan
Bertaruh
waktu perjalanan
Nun
jauh gemintang malam
Cahaya
mu semu hadirkan ragu
Tuk
capai harapan
Berbagai
rancangan dibiaskan
Berbagi
waktu terlenakan
Hadirmu
laksana memanah bintang
Jika
telah lewat masa
Harapan
pun kan hilang
Berganti
pagi menjelang
Ketika senja memeluk malam dengan dekapan yang tak ingin terlepas.
Ada
naluri ingin berbagi kasih yang tak mungkin tertunda lagi.
rasa
rindu untuk menatapmu, agar tak lepas dari pandangku,
setiap
materi yang tertuai dilayar aku tatap
tampa mengedipkan mata.
Jari
jemariku menari lentik di atas hamparan huruf huruf yang berbaris, seakan -
akan memberi irama pada malam yang syahdu.
Seorang
wanita berbaju merah menatap fokus layar laptop merahnya tanpa mempedulikan
suara bising dari iklan yang berteriak-teriak menjajakan dagangan.
Rasa
letih yang datang di ujung telapak kakinya tak lagi terasa. Hanya keinginan
segera menyelesaikan tugas malam ini yang terpatri dalam pikiran.
Sekelebat
bau seduhan kopi hangat terbayang dibenaknya.
Ia
pun berpaling sejenak untuk menyegarkan pikirannya dengan seteguk pahit manis
dari cangkirnya.
Ketika jiwa terasa sepi
Seakan
terbayang dirimu dihadapnku
Ingin
rasanya kupeluk kesah dirimu
Tapi
apa daya diriku kepadamu
Hanya
bisa kuratapi diriku membangkitkanmu
Kutatap mendung di mata yang senantiasa teduh itu.
Seolah
awan bergelayut dan hampir saja meritik deras.
Ku
dekati di yang terlihat galau berkaca.
Ya.
Muridku yang selalu ceria kini berubah menimbulkan sejuta tanya.
Pink
mewakili hatimu,
Yang
merekah bak bunga yang terselip ditelinga kembang desa
Bukan
karena cinta mu yang membara lalu padam oleh penantian jawaban.
Tapi,
pink lambang kebahagian yang engkau utarakan saat segala ucapan abis namun tak
cukup mewakilkan...
Pink
warna indah mengumumkan berapa engkau menebar pesona keindahan.
Pink
adalah meydearly.
Berlayar
dalam lautan ilmu
Berlabuh
di samudera persahabatan
Berselancar
di dunia maya yang punya banyak makan
Kini
ku terpatri oleh tulisan" bermakna oleh sang guru Diksi
Membawa
angan ku ke negeri langit yang berprestasi.
Inikah Cinta
Inikah arti cinta untukku
Kini
aku menaruh harap padamu
Meski
itu hanya segenggam
Cukup
bagiku meski segenggam
Yang
kan membuatku tegak berdiri
Kini
di usiaku yang sudah menua
Tuk
selalu bisa ada di sisi buah hatiku
Luka
yang kau tanam di hati
Meski
jauh sudah ku kubur
Namun
tega kau buka dan kau torehkan kembali
Hingga
terasa laksana kau tabur garam di atas luka
Kau
toreh luka di atas lukaku
Ku
harap segenggam itu cinta tulus
Cukup
bagiku tuk ku berani manatap wajahmu
Walau
sungguh berat ku timbang rasa ini
Antara
cinta, kasih dan sayang atau benci
Ku
balut lagi sekuat jiwa
Ku
yakinkan lagi diriku tentang kebersamaan
Ku
kuatkan raga tuk mampu menatapmu
Meski
taburan luka seakan memenuhi lahir batinku
Tak
guna kata sesal
Karna
takdir menggiringku
Tak
guna kata keluh kesah
Karena
semua sudah tersurat sah
Menjadi
takdir yang ku jalani
Narasumber menyampaikan
, setelah mencoba kita akan yakin,
setelah yakin Pasti Bisa
Did you know a true
writes is someone that never feeling down. Seberapa sulit hal yang kita hadapi
she's never give up. Ia sama sekali tak putus asa, selalu berusaha mencoba dan
terus mencoba.
Seberapa sulit ia menata
perasaan nya, she's always create a good idea ia selalu menumbuhkan ide –ide baru.
Narasumber menyampaikan , mohon doa untuk buku
terbaru Maydearly yang sebentar lagi launching
Tuhan membawa pesona Sang Astuti lewat celah barisan kehidupan. Astuti mengembara lewat kata, tawa, dan dilatasi warna. Diiringi bunyi menukik yang mencumbui keheningan, ia menjejakkan kaki dalam prosa bertajuk pelangi. Astuti, di aroma tanpa irama kisahnya menggantung di langit mengepung jutaan bintang, liar dan berbinar menelusup otak dan jemari. Astuti mengendap lepas dari jenuh eligi kehidupan, tentangmu patut direguk tanya.
Selanjutnya narasumber menjawab
beberapa pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana caranya kita untuk bisa membuat
diksi yang indah dan bisa menyentuh kalbu? mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca
indera.
Adakah kamus atau buku
yang berisi diksi? Kamus untuk Diksi belum ada. Tapi
ketika kita sering membaca tulisan dengan aroma diksi, kita akan piawai
berdiksi.
Bagaimana menyingkirkan
keraguan kalau tulisan diksi kita ini pantas untuk di baca? tulis
saja, abaikan semua keraguan, lihat, rasakan, lakukan, tulis seindah jemari
mampu mengubah isi hati.
Apakah Diksi dan Puisi
ada pada tatanan akal pikiran? Diksi tak hanya untuk puisi. Bukankah struktur
manusia terdiri dari jasad, akal fikiran, fuad, luf dan ruh? Bagaimana cara
agar bisa dengan mudah merenda kata sehingga siapapun yang membacanya menggetar
dan terpincut hatinya menjadi gundah gulana. Bagaimana Diksi itu bisa masuk
dalam pelataran logika, karena logika adalah akal yang digerakan sebuah ruh.
Tulisan adalah hasil karya dari sebuah jasad yang diperintah oleh otak,
kemudian ia menapaki kalbu sebagai jejak untuk bersuara. Suara itu tak selalu
tentang ucapan, pula sebuah tulisan dengan segala keindahannya.
Bagaimana tips untuk menambah diksi untuk pemula dan apakah langkah awal untuk memulai sebuah puisi?. dengan memperbanyak muara baca. Semakin banyak bahasa yang kita sentuh, semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa kita jumpai. Jadi, siaplah dengan memulai dan membaca.
Apa ada syarat-syarat
ketepatan diksi dilihat dari seni bahasanya? disini penekannya pada diksi tak selalu untuk puisi. Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa,
memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang
perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan
saling memahami. Narasumber menyampaikan tulisannya untuk diksi kebanyakan adalah sebuah cerpen.
Jika menulis adalah my
passion, maka membaca adalah my duty. So bagaimana mengolahnya agar 5 panca
indera itu tergali? terkadang merasakan tidak cukup?. Panca indera itu melekat dalam jasad kita, kita tak
perlu perintahkan ia untuk memandu hati
kita membuat sebuah tulisan yang indah. Tugas kita adalah menerima sinyal dari
kelima panca indera tersebut yang kemudian kita bisa jabarkan dalam sebuah
tulisan. Ketika kelima indera itu kita libatkan, maka tak ada tulisan yang
biasa. Pepatah mengatakan menulislah dengan hat, karena hati mampu
menerka indera kita dengan baik.
Apakah diksi selalu
harus mengandung arti kiasan? Diksi tak selalu sebuah
kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut
dengan sinonim bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Sesekali jangan
menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata
yang kita tunjuk.
Apakah puisi yang bagus
itu yang sulit dipahami? yang menjadikan kita mengernyitkan dahi dalam
memahami? Puisi yang bagus itu bukan yang sulit difahami, tetapi memiliki pola
arti dan tujuan. Setiap bait mengandung simpulan. Diksi hanyalah sebuah pemanis
untuk mempercantik sebuah puisi
Jika kita ingin
mengungkapkan suatu rasa dan itu ternyata susah mencari diksi yang pas manakah yang lebih penting apakah ungkapan rasa
yang lebih tepat terungkap atau mencari dulu diksi yang serasi? yang lebih
penting adalah ungkapkan rasa yang lebih tepat. Karena rasa lahir dari hati ia
tak pernah munafik, setelah rasa itu diutarakan, entah bahagia atau emosi ia
akan lahir dalam diksi yang natural.
Jika yang kita tulis
adalah karya ilmiah, tentu bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Ilmiah. Bisa
saja sebuah karya ilmiah itu memiliki diksi yang indah apabila karya ilmiah itu
menyadur sebuah tema sastra.
Bagaimanakah seharusnya
sikap seorang penulis diksi ketika keadaan hati dan pikirannya sedang
berkecamuk atau tidak baik-baik saja namun bisa tetap membuat tulisan/diksi yang
bermakna dan menyentuh hati? Emosi adalah bahasa hati. Biarkan
ia mengalir luruh agar sampai pada puncak nan elegan. Menulislah dengan hati
yang jujur, karena tulisan yang dicampuri oleh hati, maka ia akan sampai pada
hati pembaca. Saya makin emosi biasanya diksinya makin banyak. Makin baper,
makin super. Makin Bucin tulisan makin micin (Nano-nano) karena saya selalu
libatkan hati.
Ketika kita menulis,
maka kita adalah seorang subjek yang memberi informasi. Apa yang akan kita
tulis itu yang akan dinikmati pembaca, apakah menulis untuk didengarkan pembaca,
bukan menulis sesuai keinginan pembaca. Diksi adalah padanan
kata, ketika kita biasa menulis dengan bahasa sederhana, contoh 'mengucap'
sesekali kita ganti dengan 'merapal'. Lebih aneh, lebih terkesan dan lebih membuat
penasaran pembaca.
Ketika sekelompok kata
tiba-tiba muncul menjadi kalimat yg berhamburan keluar dari hati lewat pikiran
dan tertoreh diatas kertas menjadi sebuah catatan, apakah perlu diksi khusus
sebagai label atas serangkaian kata yang muncrat mbak lumpur Lapindo ? Ketika
Diksi datang berjuntai mengalungi pikiran kita, maka kita hanya perlu menyusun
rapi dengan apik. Agar tulisan kita menjadi epik nan menarik,
Selanjutnya hari tak terasa semakin malam, moderator menutup acara dengan menggunakan diksi, sobat nusantara yang luar biasa, malam semakin menuntut haknya untuk rehat. Kebersamaan kita memang hanya di udara. Tapi tak menyurutkan terjalinnya suatu kisah. Ruang dan waktu kita memang beda. Bukan berarti rasa tak boleh sama.
Saat-saat langkah terayun menjauh. Jarak kitapun semakin membentang. Akankah semuanya tinggal kenangan. Atau hanyut terbawa gelombang. Bahkan sirna terkubur oleh waktu.
Semoga pertemuan ini
adalah awal tegukan yang manis, mengawali cerita di layar kaca, menyusun kepingan
kata, dan diseduh dengan rasa bahagia untuk terus belajar berprosa. Karena
bahasa adalah jembatan antara hujan dan kemarau yang ketika dibubuhi embun ia
menjadi pelangi, indah nan elegan.
Para pembaca, demikian paparan yang disampaikan narasumber.
Kalimat kalimatnya sungguh luar biasa, sangat sangat menarik dan membuat terkagum-kagum atas kecerdasan merangkai kalimatnya, sehingga
penulis tidak dapat melepaskan sedikit
katapun dari rangkaian pemaparannya.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih telah berkunjung, silahkan memberikan komentar atau masukan
BalasHapus