Membuat Buku Ajar
Kata pengantar
disampaikan Omjay sebagai Founder dari
Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN)
Angkatan 28 pada hari ke 19. Kita mendapatkan narasumber yang luar biasa,
beliau sudah sekelas Ahmad Fuadi. Buku Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd. telah
mendapatkan penghargaan dari perpustakaan nasional sebagai buku terbaik.
Penghargaan ini juga telah didapatkan Ahmad Fuadi, semoga buku ibu Dr.
Mudafiatun juga menemukan takdir sebagai buku best seller sebagai buku non
fiksi.
Menulis buku Ajar
seringkali tidak bisa dibuat oleh guru itu sendiri sebagai pengampu mata
pelajaran. Padahal kalau guru tersebut membuat sendiri buku ajarnya, tentu akan
jauh berbeda bila kita membuatnya sendiri dan tidak mengandalkan buku ajar
buatan orang lain. Malam ini ibu Mudafiatun akan berbagai ilmu dan
pengalamannya kepada kita semua.
Anda mungkin akan
terkejut ketika membuat buku ajar dan ternyata buku tersebut banyak digunakan
oleh ribuan sekolah. Tentu saja royalty bukunya ikut bertambah dan jangan kaget
akan ada uang ratusan juta masuk ke rekening anda. Ini saya sampaikan hanya
untuk berbagi semangat.
Moderator Ibu Mutmainah
membuka acara dengan menyampaikan beberapa kalimat berikut, “Tahu kau mengapa
aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam
ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari (Pramudya Ananta
Toer). Menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus
dari kebiasaan". Menulis merupakan
tingkat literasi paling tinggi setelah mendengar, berbicara dan membaca.
Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita
ikut memberikan sesuatu bagi peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan
semakin mudah dilupakan.
Selain sebagai konselor
dan penulis, narasumber dipercaya menjadi asesor BAN PAUD Jatim sampai
sekarang. Lulus cum laude prodi PAUD UNESA Surabaya dan melanjutkan studi di
Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor Bimbingan dan Konseling.
Buku yang pernah ditulis antara lain: Peran Guru dan Orangtua sebagai
Pusat Sumber Belajar, Antologi Social Presence Kunci Sukses Distance Learning,
Trik Menulis di Kala Sibuk, Model Bimbingan Online untuk Meningkatkan Social
Presence Mahasiswa PJJ, Implementasi Sosial Presence dalam Bimbingan Online,
dalam konteks Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan Impersonal,
Literasiku. Mari kita lihat CV narasumber dengan membuka link berikut: https://www.kompasiana.com/mudaisriyah/63f23e524addee59a3385632/cv-dr-mudafiatun-isriyah-m-pd.
Selanjutnya narasumber
mengajak untuk mulai ke materi yang mau dibahas yaitu:
1. Bahan Ajar VS
Buku Ajar
2. Pentingnya Bahan Ajar
dalam pembelajaran
3. Buku Ajar dan Buku
Hasil Penelitian/Hasil Pemikiran
4. Cara Penulisan Buku
Ajar
5. Prinsip-prinsip
Pemilihan Materi Buku Ajar
Yang pertama, sebagai
penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling
penting adalah punya komitmen.
Apa
bedanya Bahan Ajar vs Buku Ajar ?
A. Bahan Ajar
1. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa
dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau
pun tidak tertulis.
2. Bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar.
3. Bentuk Bahan ajar:
Bahan Ajar Cetak, contoh Buku Teks, Buku Referensi, dan Monograf,
Bahan
Ajar Mandiri, contoh; modul = BAJJ, Panduan = Petunjuk = Pedoman, Atlas = Peta,
Diagram = Poster, Brosur = Leaflet = Manual
Bahan Ajar non-Cetak, contoh : Internet=Web
BasedCourses = e-learning, CAI = Pembelajaran
Berbantuan Komputer , Slide , Video / TV , Audio
/ Radio.
B. Buku Ajar.
Buku Ajar merupakan
salah satu bentuk bahan ajar. Buku Ajar
adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis
dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam
pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001)
Untuk lebih lengkap
materi ini, mengapa Buku Ajar penting dalam pembelajaran ? bisa dilihat di link berikut : https://www.kompasiana.com/mudaisriyah.
Manfaat dari Buku Ajar:
1.
Guru lebih banyak waktu untuk memberi
bimbingan kepada siswa/mahasiswa.
2.
Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada
guru
3.
Siswa dapat belajar kapan dan di mana
saja
4.
Siswa tidak terlalu tergantung kepada
guru sebagai satu-satunya sumber informasi
5.
Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing
sesuai dengan potensi
Mengapa buku ajar ini
wajib diwujudkan oleh seorang guru? mengacu pada Trilogi Pembelajaran (1.
Tujuan, 2 Strategi 3. Penilaian). Karena
Syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah mahasiswa/siswa, materi dan Guru/Dosen. Contoh beban belajar mahasiswa untuk 2 sks
(SN-DIKTI, 2015): 2 sks = 340 menit. Bagaimana terpenuhinya kebutuhan bahan
bacaan? Seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam
mengajar nya yaitu dengan menata buku
ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang kita ampu. Keuntungan Buku Ajar untuk
guru/dosen sangat banyak, diantaranya:
1. Promosi &
Kenaikan Pangkat
2. Mendapatkan insentif
3. Finansial-Royalti
4. Eksistensi diri
5. Media Ekspresi
6. Branding Personal
dan Institusi
7. Penguatan Keilmuan;
dll. Eksistensi diri
Guru adalah sebagai
agen Aktivitas Pembelajaran Capaian
Pembelajaran. Guru adalah sebagai
Peneliti dan Pembelajar. Pengalaman dan Kurikulum sebagai pegangan kita dalam
menulis buku ajar. Guru membuat RPS/Silabus. Desain pembelajaran sebagai
langkah awal untuk memulai, semua mata pelajaran yang didesain itu sama dengan outline calon buku yang akan
menghasilkan Buku Ajar, Buku Modul dan Diktat.
Seperti profesi guru
sebagai seorang Peneliti, maka akan menghasilkan buku referensi,
monograf, dan artikel ilmiah, yang merupakan bahan untuk menjadi buku.
Jenis Jenis Buku : 1. Buku Ajar, 2. Buku Modul, 3. Diktat, 4. Petunjuk
Praktikum, 5. Naskah tutorial.
Dari Hasil Penelitian/
Pemikiran bisa menghasilkan 1. Buku Referensi, 2. Monograf. Inilah buku yang
mendapatkan penghargaan terbaik 1 perpusnas dengan tema, Pendidikan Jarak Jauh. Buku ini hasil
penelitian menjadi buku referensi. disajikan menjadi sebuah buku yang didalamnya terdapat syarat
dengan materi yang dibutuhkan oleh guru BK. Ini namanya buku
bernovelty.
Bagaimana
perbedaan Buku Ajar VS Buku Teks ?
Buku
Ajar
pada umumnya:
1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mhs.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
4. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
5 Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
6. Selalu memberikan rangkuman.
7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.
9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan
balik dari mahasiswa.
10.Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.
1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca
umum, dipasarkan secara luas.
2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Disusun secara linier.
4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu
(content).
5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.
6. Belum tentu ada rangkuman.
7. Materi buku teks sangat
8. Dikemas untuk dijual secara umum
9.Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik
dari pemakai.
10.Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya
Silakan pilih yang paling sesuai dan dibutuhkan untuk kepentingan
pribadi maupun untuk siswa.
CARA
PENYUSUNAN BUKU AJAR
1. PENATAAN
INFORMASI (compilation text)
Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai
sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun
2. PENGEMASAN
KEMBALI (information repackaging)
Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari
sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin
dicapai dalah RPS
3. MENULIS
SENDIRI (starting from scratch)
Guru/Dosen menulis
sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu. Ada Istilah:
Prosedur Ko,pilasi yang merupakan kumpulkan
seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam
mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.
Tentukan bagian-bagian
buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan
per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
Fotokopi seluruh bagian
dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
Pilahlah hasil fotocopy
tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
Buatlah/tulislah
halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.
Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan
halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya
dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).
Buatlah/tulislah
pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa
untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut. Supaya tulisan kita berbobot, ada novelty nya.
PROSEDUR
PENGEMASAN KEMBALI INFORMASI
Informasi yang sudah
ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM) Informasi tersebut
disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk
menjadi buku ajar (digubah), kemudian ditambahkan:
Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai.
Petunjuk belajar bagi siswa/mahasiswa.
Latihan.
Ringkasan.
Umpan balik.
Evaluasi formatif.
PERTIMBANGAN PENULISAN BUKU AJAR OLEH GURU/DOSEN
(MENULIS SENDIRI)
Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai
bidang ilmu).
Guru mempunyai kemampuan menulis.
Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu
yang dibinanya.
Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.
Ingat, guru adalah pakar bagi dirinya sendiri yang tidak bisa tertandingi dengan profesi pekerjaan yang lain, Jadi harus bangga menjadi guru.
PRINSIP-PRINSIP
PEMILIHAN MATERI BUKU AJAR
1. PRINSIP
RELEVANSI
Materi pembelajaran
hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian
capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan
yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
2. PRINSIP
KONSISTENSI/KEAJEGAN
Materi pembelajaran
harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi
jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus
dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan
juga harus meliputi empat macam.
3. PRINSIP KECUKUPAN
Materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang
diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata
kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang
waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
SISTEMATIKA
BUKU AJAR
Biasanya tergantung dari penerbit tetapi kita sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan untuk
menata outline buku kita sendiri yaitu:
BAB 1
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
Daftar Pustaka
Senarai (glossary)
Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan
akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari
taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa sebanyak empat
macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat
macam.
Tinjauan Mata Pelajaran Prakata
berisi:
֍ Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa
֍ Identitas Mata Kuliah
֍ Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar
֍ Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa
֍ Capaian Pembelajaran Mata kuliah
BAB I
Indikator Pendahuluan, terdiri dari:
֍ Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan
bab tersebut.
֍ Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang
telah dimiliki mahasiswa atau manfaat
bagi mahasiswa.
Penyajian:
֍ Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan
jenis materi) dan diikuti dengan
contoh-contoh.
֍ Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi.
֍ Tugas dan Latihan yang dilakukan mahasiswa
setelah membaca uraian materi.
֍ Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip
yang dibahas.
Penutup,
terdiri dari:
֍ Penilaian,
konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan Akhir.
֍ Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil
belajarnya (kunci jawaban tes).
֍ Tindak lanjut.
SENARAI,
berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.
DAFTAR
INDEX (jika diperlukan).
Narasumber memotivasi
peserta pelatihan dengan menyiapkan penghargaan bagi penanya yang bagus,
terinspirasi dan sungguh-sungguh ingin menuangkan idenya ke dalam buku ajar
maka akan mendapatkan penghargaan yaitu akan didampingi cara membuat buku ajar.
Selanjutnya narasumber
menjawab beberapa pertanyaan dari peserta sebagai berikut: Bagaimana langkah
langkah membuat buku ajar yang bermutu? Buku bermutu yang bisa mengukur adalah
masing- masing guru pengampu mata pelajaran, RPS yg dibuat itu dasarnya, sesuai
kurikulum dan saat ini didukung bagaimana implementasi dengan merdeka belajar
itu sangat dibutuhkan saat ini, kolaborasi kurikulum, seni merancang
ide-ide guru tentunya yang sesuai dengan
kondisi dan karakter siswa di manan
siswa itu berada.
Ada istilah bahan ajar,
modul ajar, dan diktat. Sepertinya ketiganya hampir sama? di antara tiga itu
mana yang lebih tepat dibuat dan digunakan? Bahan ajar biasanya dipakai di
kalangan sekolah sendiri, kalau seperti ini siapa yang mengesahkan agar ada
nilai KUMnya? ini buku hasil tuangan dari bahan ajar sendiri, sesuai kurikulum
dan sesuai RPS masing-masing guru, semua dapat dihargai dan ada nilai KUMnya,
namun yang paling tinggi nilai KUM nya adalah buku hasil penelitian yaitu buku
monograf dan referensi
Bagaimana caranya untuk
menuliskan sebuah referensi di dalam buku ajar ? ini dipecah dari buku referensi menjadi buku
ajar. tentunya buku referensi ini adalah
hasil penelitian yang didukung oleh beberapa temuan sebelumnya yang bisa
mendukung hasil penelitian secara ilmiah dan ini sangat mengkerucut. kalau referensi
berdasakan penelitian kalau buku ajar merupakan hasil desain seorang guru dari RPS
nya.
Bagaimana
mengkolaborasikan antara referensi ke buku ajar? tentunya adalah guru bisa mengambil cuplikan
hasil penelitian atau materi yang sangat menarik di antara materi yang sudah
disiapkan diangkat menjadi sebuah buku ajar. Ini seperti buku narasumber yang
disilkan dari peneltian di kampus.
Karena menarik saat itu perlu ilmu
tentang belajar jarak jauh terutama ilmu BK yaitu bagaimana siswa/mahasiswa
memiliki sikap menghormati/menghargai guru/dosen dalam belajar, ini yang
diangkat dalam bunkunya.. ini namanya
buku bernovelty, yaitu buku yang ada ruh
nya.
Kita bisa mengangkat
salah satu rancangan yang sudah tersedia,
ambil salah satunya selanjutnya dicari teori nya, sebagai bahan referensi terkait keilmuan
tersebut. Jadilah buku ajar yang sangat
menarik dan sangat dibutuhkan oleh siswa karena guru mengangkat buku tersebut
dari pengalaman guru itu sendiri di kelas.
Narasumber pernah ikut
tim penyusun buku ajar bahasa daerah setempat yang direkrut Dinas Pendidikan,
namun terkendala ketika buku ajar sudah
siap diajarkan kepada siswa di sekolah-sekolah ternyata banyak guru yang
mengajar mapel mulok bahasa daerah ini kesulitan dalam menyampaikan materi
karena harus mengajarkan bahasa daerah
setempat, sedangkan gurunya berasal dari propinsi lain. Apa yang harus
dilakukan Dinas Pendidikan agar pembelajaran bahasa daerah ini dapat
dilaksanakan dengan baik? kita membuat buku juga berdasarkan hasil observasi
bahwa nilai kebutuhan buku tersebut yang akan menggunakan harus sesuai. dengan
cara melakukan penyebaran angket untuk
kebutuhan buku selain observasi dan waancara terkait kebutuhan buku tersebut,
tentunya harus mempunyai kemampuan
menulis dasanya yaitu Penguasaan Ilmu,,
Kemampuan Berbahasa dan Komitmen Guru.
Kehadiran guru di kelas
tidak bisa digantikan dengan yang lainnya apalagi dalan tranformasi ranah afektif. Apakah bisa digantikan selain guru dengan media yang ada? ini hal Afeksi yaitu tentang sikap, sehingga
bagaimana menjaga komunikasi antara guru
dengan siswa secara online.
Melalui pembelajaran offline kita jelas bisa melihat siswa dari
gestur tubuhnya, guru sudah bisa melihat
bagaimana sikap siswa tersebut. tetapi bagaimana kemampuan seorang guru yang
digiring agar guru itu bisa mengetahui bagaiman sikap siswa terhadap guru bisa diketahui
walau secara online. Transformasi ranah afektif ini membahas tentang bagaimana mencari tahu hubungan komunikasi
kita dengan siswa. Guru bisa membaca komunikasi secara impersonal, atau jarak
kebatinan, yaitu membahas teori komunikasi impersonal. Silahkan baca bukunya.
Manakah yang paling
mungkin dibuat oleh seorang guru Buku
Ajar dan Bahan Ajar ? buku ajar, itu
sama dengan mengupas diri sendiri
ssebagai guru mata pelajaran yang diampu, pengetahuan tentang mata pelajaran ini
gurulah yang mendesain indikator-indikatornya.
Ini ruh nya buku ajar, jika kita tahu
ruh nya buku, maka mengajar itu sangat mudah. dan luapan emosi kita dalam merancang
buku itu akan mengikuti gaya pembuatan buku ini, sehingga buku ini akan tepat
sasaran apa yang dibutuhkan siswa, karena yang lebih tahu kebutuhan siswa ini
adalah guru yang bersangkutan karena guru adalah model bagi siswa.
Apakah buku ajar ini
berasal dari RPP? apakah buku ajar ini juga berisi materi dan juga soal-soal sebagai
mana buku LKS? benar, buku ajar ini sesuai dengan rancangan yang akan dibangun untuk menyampaikan
materi. Desainnya seperti apa ditentukan
sendiri tentunya mengikuti karakter dan kemampuan siswanya. Inilah yang dikatakan buku nya ada ruh nya. RPP itu merupakan bahasan dari indikator yang syarat
dengan kompetensi yang akan dicapai.
Langkah- langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan- angan kita,
tentunya saat ini siswa kita sudah masuk
era gadgeting, berarti kita harus lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang di
kombain dengan materi yang sesuai. Untuk
soal-soal dan LKS ini merupakan rancangan dari guru sendiri, sehingga bisa
juga diangkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.
Apakah RPP itu termasuk
bahan ajar? RPP bukan bahan ajar tetapi RPP bisa dipakai sebagai outline bahan ajar. Modul kita ini bisa dibuat bahan ajar. karena
didalamnya juga ada ringkasan materi, dan alat penilaian yang guru buat
sendiri. Apakah modul yang kita buat
bisa dikumpulkan dan dijadikan bahan ajar? apakah bisa diterbitkan menjadi
sebuah buku yang ber ISBN? ya bisa tentunya mengikuti kriteria penulisan buku
modul.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru dibebaskan untuk mengembangkan kemampuannya dan kemampuan siswa, ya benar memang siswa diberi kebebasan untuk mengasah kemampuannya, maka guru harus punya inisiasi yang super. Apa manfaat bahan ajar yang kita buat sendiri dibandingkan bahan ajar yang sudah disiapkan negara? Bagaimana cara membuat bahan ajar yang menarik? bahan ajar yang menarik adalah bahan ajar yang bisa memenuhi kebutuhan siswa nya, seperti apa kebutuhan siswanya?siswa akan belajar mandiri saat diberi kebebasan untuk mengolah info dari guru. Bagaimana buku yang tepat untuk siswa yang belajar mandiri? ya guru harus memfasilitasi buku modul. Langkah-langkah pembelajaran dan kegiatannya di satukan dalam buku Modul atau buku Panduan
Ada kepanjangan istilah
RPS dan RTM? Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan Rencana Tugas Semester
Mahasiswa (RTM). Buku ajar yang dibuat saat ini disarankan dapat mengikuti siswa yang kekinian.
Jika menulis buku ajar tentang penggunaan
sebuah aplikasi, apakah harus menggunakan aplikasi versi terbaru atau bisa
disesuaikan dengan kebutuhan di sekolah? ya, sangat bagus apalagi menciptakan
sendiri aplikasi dan implementasinya. Untuk buku dari hasil PTK termasuk ke dalam
kategori buku apa? Buku hasil PTK, bisa masuk sebagai buku referensi yang bobotnya tinggi, KUM nya
bisa 40 full, masuk juga sebagai buku monograf, karena PTK adalah bagian dari hasil penelitian.
Demikian paparan yang dirapalkan narasumber tentang ketentuan membuat Buku Ajar. Semoga bermanfaat.
Terima kasih atas kunjungannya, silahkan memberikan komentar atau masukan
BalasHapusKeren Bu resumenya semangat
BalasHapus