Rambu Rambu Menulis Buku Mayor

Narasumber hari ke 6 KBMN PGRI Angkatan 28 ini adalah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. Beliau adalah seorang penulis besar yang bisa mengantarkan mimpi kita menuju penerbit mayor, itu kalimat pembuka yang disampaikan  moderator Ibu Aam Nurhasanah, S.Ag. Selanjutnya nara sumber membuka dengan menyapa kepada semua peserta  pelatihan  KBMN Angkatan 28, dan memulai dengan sharing pengalamannya. Beliau menyampaikan , kali ini saya ingin sharing pengalaman menjadi penulis dari buku mayor, yaitu karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional. Sampai saat ini, saya menghitung telah menulis kurang lebh 121 buku mayor sejak saya selesai kuliah telah menulis  artikel kurang lebih 623 artikel, dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Wah luar biasa ya Prof.

Beliau senang menulis semenjak Sekolah Dasar, namun tulisan pertamanya baru diterbitkan majalah ketika  duduk di bangku SMP. Alasan  beliau kenapa senang menulis  karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain, dan lama-lama jadi ketagihan menulis.  Beliau merasa bahwa semakin banyak membaca buku dan menonton televisi (dulu belum ada internet), semakin tinggi keinginan untuk menulis.  Seperti moderator merupakan salah satu jebolan dari  narasumber saat  ikut tantangan bersama Prof. Eko dan bukunya menjadi juara terbaik perpusnas.

Selanjutnya narasumber menyampaikan,  buku mayor pertama yang terbit adalah di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi, sepuluh buku pertama saya isinya adalah bunga rampai.  di setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan satu topik yang sedang menjadi trend pada saat itu.  Saya sendiri tidak menduga ketika begitu banyak orang yang membeli bukunya, sampai akhirnya jadi ketagihan menulis. Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor HPnya, mengucapkan terima kasih atas buku yang telah dibuat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan merasa hidup saya berguna untuk orang lain. Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang ditulis.

Ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, nara sumber  memutuskan untuk menjadi youtuber. Setiap hari  membuat satu you tube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan  Pembelajaran Jarak jauh (PJJ), karena sedang menjadi pembicaraan   nasional.   Nara sumber membuat you tube dengan judul aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya. Nah ketika Oom Jay mengajaknya untuk mengajarkan guru-guru menulis,  tergerak untuk bereksperimen. Setiap guru diminta untuk membuka youtube dengan  alamat Ekoji Channel, kemudian setiap guru  menuliskan apapun yang disampaikan di youtube tersebut. Setelah itu diberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Alhasil, dari 30 guru yang bergabung, sebanyak  19 buku diterbitkan dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.  Sampai saat ini  sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit Andi. Nah pada kesempatan yang  baik ini, saya ingin mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor. Ayo  siapa yang  berminat bukunya bisa diterbitkan mendaftarkan diri, isi list di google form. Beliau menjelaskan , kali ini agak berbeda modelnya,  saya akan kasih sebuah tema, kemudian dengan bimbingan anda mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku, penting anda berniat serius untuk menulis. Narasumber menyampaikan, target untuk angkatan ini adalah buku-buku tersebut sudah masuk ke penerbit sebelum Idul Fitri. Kalau ingin menuliskan buku yang diterbitkan  penerbit mayor, anda harus mengikuti “kebutuhan pasar”. Beberapa contoh Judulnya diantaranya: Classroom Design and Management, Community Based Learning, Computer-Based Assessment, Competency-Based Learning, Computer-Adaptive Assessment, The 21st Century Learning Skills.

Selanjutnya narasumber menyampaikan, tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu, mulailah dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya.

Menjawab pertanyaan  dari peserta latihan,  narasumber menyampaikan cara menumbuhkan  percaya diri (PD)  itu gampang, ikuti  saja  tahapannya, nanti PD akan muncul dengan sendirinya.  Nara umber memberikan contoh, jika  di cover  buku anda  sebagai penulis pertama, dan saya menjadi penulis kedua,  itu tidak masalah, tetaplah PD. Makannya dulu kalau Bu Aam masih ingat, saya lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk berjalan bersama, bukan sekedar berdiskusi, seperti kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan takut eksekusi. Justru prinsip beliau  terbalik, jadi langsung eksekusi di bawah bimbingannya, dan  berdiskusinya  nanti kalau ada hambatan.

Carilah judul yang anti mainstream, karena kalau yang biasa-biasa saja, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.  Dalam menulis tentunya kita membutuhkan referensi, nah untuk membuat satu buku idealnya berapa buku referensi yang kita gunakan tidak ada aturan mengenai hal ini. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita. Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita gunakan. Bagaimana mengetahui tulisan kita berkualitas dan dipercaya penerbit mayor?   perhatikan isi atau konten harus menarik, disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Selanjutnya narasumber menjelaskan  untuk peserta yang berminat tantangan menulis buku mayor cepat dalam dua minggu akan dibuat workshop  menulis. Tujuan  diadakan workshop menulis adalah agar guru-guru  bisa menulis buku  bukan sekedar  tahu caranya menulis buku. Beliau  menganut konsep belajar ketika berkarya,  bukan belajar dulu baru berkarya. Menulis bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain.

Ada peserta yang bertanya, bukankah seorang penulis harus punya 'gaya' atau 'style’ nya sendiri, atau ciri-cirinya sendiri?  narasumber menyampaikan, silahkan buka  you tube, banyak  yang mengajarkan cara bagaimana supaya tulisan kita banyak dikunjungi.  pertanyaan menarik berikutnya,  bagaimana bila penulis  yang menulis hanya untuk meningkatkan profit, dengan  cara dan trik-trik khusus, dengan comot sana-sini tulisan orang lain atau kasarnya plagiat, sehingga meninggalkan  ‘jati diri' ? Nara sumber menanggapi, ini adalah jawaban saya ketika ditanya apa yang diinginkan penerbit mayor. Anda bisa mengetahuinya dengan menanyakan orang-orang di sekitar anda, misalnya dengan mempertanyakan: "kalau saya buat buku seperti ini, kira-kira kamu mau membelinya tidak ya?". Dari situ anda akan tahu apakah orang tertarik dengan karya anda atau tidak.

Narasumber mengingatkan lagi bahwa motivasi  untuk menulis selalu dimulai dari mimpi.  Seperti halnya Bu Aam berhasil menulis banyak buku karena punya mimpi ingin bisa melihat namanya di toko buku Gramedia. Tanpa mimpi, tak akan ada motivasi. Seperti kata Laskar Pelangi, "Mimpi... adalah kunci...."  . Selanjutnya moderatorpun mengenang masa awal karirnya  di dunia menulis menambahkan, di awal menulis lebih senang menulis bunga rampai yang isinya cuplikan dari beberapa hal menjadi satu. Karena secara pribadi tidak punya keahlian khusus atau basik IT atau keilmuan yg memadai untuk menulis buku dengan pilihan judul yang diberikan narasumber, namun sebagai seorang guru tentu kita pernah menerapkannya di kelas, walau baru sedikit. strategi agar kita bisa tetap menulis dengan judul  yang ditentukan, buatlah kerangka daftar isinya dulu supaya memudahkan dalam menulis.

Pertanyaan berikutnya, bisakah menulis berdasarkan kajian pustaka atau  referensi saja?, apakah ilmu tentang kepenulisan, serta tata bahasa menjadi syarat mutlak untuk menjadi penulis buku non fiksi di penerbit mayor? Narasumber menyampaikan yang penting adalah kemampuan berkomunikasi penyampaian dalam tulisannya,  kemampuan berbahasa, konten bisa bebas, hanya imajinasi kita yang membatasinya serta "Practice makes perfect", latihan adalah kuncinya.

Narasumber menyampaikan, mempertimbangkan peserta kali ini para guru, maka akan dikonsentrasikan  pada genre pendidikan masa kini,  karena masih banyak yang membutuhkan pemahaman akan berbagai metoda dan strategi pembelajaran abad ke-21.  Setiap individu  akan diberi satu tema. dan tema  tersebut akan  diberikan saat workshop   Januari Berseri.

Nara sumber menanyakan kepada peserta, apakah mengikuti KBMN angkatan 28 ini karena ingin tahu, ingin bisa atau ingin sertifikat ? Pilih salah satu ya !,  Wah kalau jawaban saya ingin semuanya. tapi kalau pilih salah satu saya pilih  ingin bisa menulis buku mayor.

Bagian terakhir , narasumber menyampaikan rencana pelaksanaan  Workshop yaitu  tanggal 25 Januari 2023, satu hari setelah beliau ulang tahun.  Alhamdulillah, semangat.. Selamat ulang tahun  professor, semoga selalu sehat dan tetap bisa menularkan ilmunya untuk guru guru  Indonesia supaya bisa menulis buku mayor. Semoga. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktek Kerja Lapangan (PKL) pengalamanku yang nyata

Usaha Penerbitan Buku

Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa