"Jadikan menulis sebagai Passion"


Pertemuan  hari ke 2 kegiatan KBMN PGRI Angkatan 28 sungguh luar biasa, menghadirkan Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd., penulis, editor  dan  motivator  yang  saya  rasakan  benar benar  informatif  dan motivatif dengan tema  menjadikan menulis sebagai passion " Writing is My Passion" . Beliau dikenal dengan panggilan Bunda Kanjeng.

Seperti biasa pertemuan ini  dibagi  dalam 4 sesi yaitu: 1. Pembukaan; 2. Paparan materi melalu chat WA grup; 3. Tanya jawab; 4. Penutup

Dari uraian yang beliau sampaikan makin menambah ilmu pengetahuan. Sungguh beruntung  membaca dan mendengarkan paparan dari beliau. Alhamdulillah,  saya do'akan semoga ibu selalu sehat . Selanjutnya acara yang dibersamai moderator Ibu Widya Setianingsih, S. Ag. ini makin menambah semangat para peserta, sehingga sampai waktu menunjukkan pukul 22 lewat masih belum selesai pembahasannya.

 Banyak hal yang disampaikan beliau berkaitan dengan materi di atas. Dimulai dari menyampaikan pendapat Brian Tracy : "Orang-orang sukses hanyalah mereka yang memiliki kebiasaan sukses”.

Pernahkan sahabat sekalian melakukan sesuatu hal dengan rasa senang? Melakukan sesuatu hal dengan rasa cinta? Ya itulah Passion.  Passion atau rencana merupakan kecenderungan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang digemari oleh seseorang. dan hari ini kita akan menumbuhkan passion kita dalam menulis.

Passion atau rencana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi. Sehingga tidak pernah padam. Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai rencana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang.  Selain itu menulis menjadikan hati langsung plong.  Masalahnya yang menjadi tantangan,  mampukah kita menjadikan menulis itu satu kebutuhan , atau food suplemen? yang akan membawa kita menjadi orang yang mulia?.

Beliau menggambarkan  para alumni  KBMN di kelas sebelumnya yang sudah merasakan suksesnya menulis, seperti Bu Aam dan Mr. Dail sangat bahagia karena belum genap  satu  tahun sudah punya 60 buku Antologi.  Ini semua hasil dari Menulis saat mind-set nya sudah diubah menjadi " Writing is My Passion”. Beliau menyampaikan , saya pribadi  yang belajar menulisnya saat senja tentu saja menulis ini merupakan bagian dari healing. Sudah usia 50 tahun bagaimana supaya bisa punya kacamata  lima dimensi saat membaca, menulis dan berbicara. Sebagai manusia tentu tak pernah lepas dari masalah.  Dari mulai masalah upil  yang sipil, sampai masalah yang besar dan menggunakan tulisan sebagai alatnya.

Nah, disini kita perlu healing, menulis bisa jadi satu solusi. Cara menulis yang paling sederhana  kita langsung  menuliskan masalah yang ada.  Tuliskanlah dan kita konsultasi pada Allah lewat  isi tulisan. Setelah  tulisan itu dibaca. Mau dimusnahkan atau mau diabadikan terserah saja.  Yang jelas dada menjadi lapang, pikiran tenang dan masalah pun hilang. Waah perlu di coba ini Bun... Ayo tulis semua masalah kita. Masalah cinta, kerjaan, diputus pacar, masalah hutang upss.. atau masalah apapun , yuk kita  tulis agar hati  menjadi plong.

Selanjutnya beliau menyampaikan , untuk memulai satu tulisan  non fiksi bisa berkiblat pada buku  ajar atau buku karya ilmiah. Sedangkan untuk fiksi, kalimat pertama  atau istilahnya “Lead”  dibuat semenarik mungkin. Bisa dengan kutipan, dialog  atau pertanyaan yang membuat  pembaca penasaran.

Bagaimana strategi kita  supaya bisa tetap konsisten untuk terus semangat menulis?  Apabila kita bisa healing dengan menulis apa saja, seperti diary kehidupan kita, dan bagaimana kita bisa mengolah emosi kita dalam menulis karena harus diperhatikan untuk tetap menjaga sesuai dengan aturan dimana kita meletakkan tulisan kita.

Satu pertanyaan  menarik datang dari  Bu Christina, Pertanyaan yang luar biasa. Sudah ada rencana mulia untuk mengajak anak atau siswa nya menulis. Bila ibu Kepala Sekolah bisa bersinergi dengan guru mapel Bahasa Indonesia untuk membuat panduan dan mengajak siswa menulis dengan tema yang mendidik. Untuk  urusan  pracetak dan cetak bisa menghubungi Beliau .  Beliau menyampaikan  ada paket hemat untuk karya antologi siswa juga guru. Alhamdulillah saya sudah membersamai guru dan siswa berantologi dengan  menggunakan  dana BOS, tuturnya.

Buku bisa dipamerkan saat wali murid ambil rapot. Dengan berbagi dan mengajak  peserta  untuk menulis, pada akhirnya bagi mereka yang mau berproses dan mau keluar dari zona nyaman, lalu mengikuti aturan main yang ada, juga berani mengambil tantangan ikut lomba, dan meraih sukses.

Selanjutnya beliau menyampaikan, Jangan risau dengan adanya digital, tik tok juga you tube. Percayalah kegiatan literasi bisa dalam bentuk buku atau ebook, teruslah menulis. Untuk menjawab tantangan ini sering adakan lomba dan menghidupkan literasi di segala lini. Supaya laris manis kita harus memiliki teknik marketing yang jitu.

Menjawab pertanyaan apakah bedanya passion dan hobi ? beliau menyampaikan  kalau hobi sepertinya bisa ditahan bila kondisi tidak memungkinkan.  Sedang Passion lebih, seperti ”kebelet bab” tak tertahan harus segera ditunaikan agar merasa plong.

Kegiatan menulis memang bisa menjadi solusi pemecahan masalah, tetapi jika tidak hati-hati dalam menulis bahkan bisa mendatangkan masalah. Ingat pepatah, jaga mulutmu karena ia harimaumu. Demikian pula menulis, ”jaga penamu karena ia bisa juga menjadi harimaumu. Disini diperlukan kecerdasan dalam menulis. semuanya kembali ke niat  apakah mau curhat, mengumbar aib, atau mau show off,  atau mau menyampaikan pesan yang mulia. hanya Allah yang tahu.

Beliau berpesan, jangan pernah khawatir untuk memasarkan buku yang sudah ada takdirnya, kita punya komunitas. Bila ibu rajin beli buku dan membaca buku  dan bisa dengan PO atau mengadakan diklat gratis dengan syarat beli buku  kita, itu salah satu strategi pemasarannya.

Demikian beberapa uraian yang disampaikan Bunda Kanjeng. Semoga menjadi masukan yang sangat berharga untuk menjadikan menulis  setiap hari menjadi passion kita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktek Kerja Lapangan (PKL) pengalamanku yang nyata

Usaha Penerbitan Buku

Blog Sebagai Media Dokumentasi Refleksi Diri Siswa